daun

Senin, 15 Juni 2015

Teori hermeneutika menurut hassan hanafi



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang
Dalam penulisan makalah ini  kami tidak hanya sekedar hanya menulisnya tampa ada tujuan, namun di balik itu kami mempunyai tujuan baik yang di antaranya adalah untuk mengembangkan bakat penulisan karya ilmiyah yang terpendam di dalam diri kami, itulah tujuan dasar dari penulisan makalah ini. Namun ada hal yang tidak  bisa kami pungkiri, dalam penilisan makalah ini, yaitu untuk melengkapi tugas kuliah yang di bebankan kepada kami.
Selain itu ada tujuan lain, yang mendasari makalah ini yaitu untuk membahas beberapa poin yag akan menjadi fokus kami dalam menguraikan setiap masalah yang di bicarakan.  Di anatara pembahasannya adalah teori hermeneutika menurut hassan hanafi dengan ini kita bisa mengetahui teori hermeneutika menurut hassan hanafi tersebut. Di harapkan  hal ini bisa membantu kami dalam menguraikannya sehingga tidak keluar dari judul yang sudah di tentukan..
Sekiranya itu saja yang akan menjadi pembahasan kami, sekalipun sedikit semoga menjadi manfaat bagi penulis dan pembaca, karena dalam penulisan makalah ini sangat banyak  kesalahan maupun kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun selalu kami tunggu. Sehingga kesalahan dalam penulisa makalah ini tidak terulang lagi.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas bisa kita ambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
A.    Riwayat hassan hanafi
B.     Teori hermeneutika menurut hassan hanafi





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Riwayat Hidup hassan hanafi
Hasan hanafi memiliki nama lengkap hassan hanafi hassanayn,  lahir di kairo pada tanggal 13 februari 1935. Pendidikannya diawali di pendidikan dasar , tamat tahun 1948, kemudian di Madrasah Tsanawiyah ‘Khalil Agha’, Kairo, selesai 1952, kemudian meraih gelar sarjana muda filsafat dari unuversitas kairo pada tahun 1956. Gelar master dan Doktornya diperoleh dari universitas sorbonne. Thesis master hanafi berjudul les methodes d’Exegese, essei sur la science des fondamen de la comprehension  ilm ushul fiqh (metodologi penafsiran:  sebuah upaya rekontruksi ilmu usul fikqh). Sedang tema disertai doktornya adalah  L’exegese de la phenomenologi: L’etat actual de la methode phenomenologique et son aplication au phenomene religioux (tafsir fenomenologis:  status quo metode fenomenologi  dan aplikasinya dalam  fenomena ke agamaan). Keduanya merupakan upaya kuat hassan hanafi untuk menghadapkan ilmu usul fiqh (teori hukum islam) pada mazhab fenomenologi edmund husserl
Pada tahun 1998 hassan hanafi diserahi jabatan ketua jurusan filsafat di universitas kairo. Ia juga aktif mengajar di beberapa iniversitas ternama seperti sorbonne university, universitas temple philadelphia, universitas Fez maroko dan universitas PBB jepang. Beberapa karya intelektual hassan hanafi antara lain adalah: muqoddimah fi ilm al-istighrab mauqifuna min turats al-gagrbi.
Disamping dunia akademik, Hanafi juga aktif dalam organisasi ilmiah dan kemasyarakatan. Aktif sebagai sekretaris umum Persatuan Masyarakat Filsafat Mesir, anggota Ikatan Penulis Asia - Afrika, anggota Gerakan Solidaritas Asia - Afrika dan menjadi wakil presiden Persatuan Masyarakat Filsafat Arab. Pemikirannya tersebar di dunia Arab dan Eropa. Tahun 1981 memprakarsai dan sekaligus sebagai pimpinan redaksi penerbitan jurnal ilmiah Al-Yasar al - Islamî. Pemikirannya yang terkenal dalam jurnal ini sempat mendapat reaksi keras dari penguasa Mesir saat itu, Anwar Sadat, sehingga menyeretnya dalam penjara.

B.     Teori hermeneutika Menurut hassan Hanafi
Hassan hanafi merupakan salah satu tokoh pemikir muslim yang cukup menarik untuk dikaji. Ia dipandang sebagai pemikir yang ikut mengambil bagian dalam pergumulan intelektual  di mesir yang disulut oleh jamal al-Din al-afgani dan mohammad abduh.
Hasan hanafi mempunyai banyak sekali pemikiran dalam dunia islam. Ada hasil pemikirannya dalam hal “politik” yang sangat terkenal yaitu Kiri Islam dan dalam bidang tafsir karyanya adalah Hermeneutika Al-quran.
Noktah pemikiran hassan hanafi tentang hermeneutika adalah sebagai berikut: bahwa hermeneutika itu tidak sekedar ilmu interpretasi atau toeri pemahaman, tetapi juga berarti ilmu yang menjelaskan penerimaan wahyu sejak dari tingkat perkataan sampai ke tingkat dunia. Ilmu tentang proses wahyu dari huruf sampai kenyataan, dari logos sampai praksis dan juga transformasi wahyu dari pikiran tuhan kepada kehidupan manusia.
Hassan hanafi juga mengemukakan bahwa proses  pemahaman merupakan tahap kedua dari tiga tahapan hermeneutika.tahapan pertama adalah kritik sejarah untuk menjamin ontentisitas kitab suci  menurut sejarah. Hal ini tidak terjadi tanpa ada suatu keyakinan bahwa suatu teks otentik berdasarkan sejarah. Setelah memastikan ontentisitas sejarah kitab suci dan tingkat keabsahannya seperti mutlak otentik, mutlak tidak otentik, agak otentik atau agak tidak otentik misalnya- maka proses memahami teks  sudah dimulai pada dasar yang kuat. Hermeneutika pada tahap ini merupakan teorin interpretasi dalam pengertian yang tepat yang membahas bahasa dan situasi sejarah yang berkaitan dengan asal usul kitab suci, setelah mengetahui makna teks sacara tepat, tahapan berikutnya adalah proses merealisasikan maknanya dalam kehidupan nyata. Inilah sebenarnya tujuan akhir kalam tuhan.
Selanjutnya hassan menegaskan bahwa
Dalam bahasa fenomenologi, kita dapat menyatakan bahwa hermeneutika adalah ilmu yang menentukan hubunganantara kesadaran dengan obyeknya, yaitu kitab suci.  Pertama, kita memiliki kesadaran historis, yang memastikan ontentisitas teks dan tingkat keabsahannya.  Kedua,  kesadaran eiditik, yang menjelaskan makna teks sehinggamenjadi rasional,  ketiga, kesadaran praktis, yitu menjadikan makna teks sebagai dasar teori dalam pengamalan dan mengarahkan wahyu tuhan kepada tujuannya yang akhir dalam kehidupan nyata.
Selanjutnya, hanafi menegaskan bahwa teori kenabian membahas proses permintaan wahyu secara vertikal dari allah kepada nabi muhammad melalui malaikat jibril. Dalam proses vertikal ini, malaikat jibril dan nabi muhammad bertindak sebagai passive transmitter . mereka berdua sepenuhnya bertindak sebagai recorders, sehingga wahyu allah bersifat vebratim dengan kata lain, malaikat jibril dengan nabi muhammad tidak menafsirkan pikiran tuhan. Itulah fungsi  al-amin malaikat jibril dan nabi muhammad. Setelah wahyu verbatim dicatat, barulah proses hermeniutika dapat berfungsi. Jadi  hermeneutika  bersifat horizontal, yaitu menafsirkan al-quran setelah wahyu ilahi  ini dicatat secara verbatim. Di sini, nabi muhammad bertindak sebagai active interpreter, yaitu menafsirkan al-qur’an sesuai dengan konteks. Dengan demikian, hermeneutika sebenarnya hanyalah bagian kecil dari usul fiqh.
Sebagai  passive transmitter,  malaikat jibril dan nabi muhammad menyampaikan apa adanya wahyu yang mereka terima dari allah. Misalnya, ada beberapa surat al-qur’an yang diawali dengan huruf  ( al-ahruf al-muqata’ah atau  fawatih al-suar),  seperti nun,  pada mufassir pada umumnya tidak mau menafsirkan huruf-huruf semacam ini. Untuk iitu mereka mengatakan “allah lebih tau tentang maknanya”. Pada sisi lain terdapat ayat yang “mengkritik” nabi muhammad seperti terdapat diawal surat abasa (Qs. 80). Keberadaan ayat-ayat semacam ini merupakan bukti internal bahwa al-qur’an itu otentik: terbebas dari campur tangan nabi muhammad. Nabi muhammad sama sekali tidak berani merubah ayat-ayat yang diwahyukan kepadanya.
Sikap nabi muhammad sebagai   active interpreter  setelah wahyu dicatat secara verbatim dapat dilihat pada contoh berikut ini: ketika seorang ibu (mukhatabah) menghadap rasulullah (khatib) untuk ikut berjihad (maqasid syari’ah,  keselamatan, kedamaian dan keamanan), rasulullah tidak memperkenankan ibu ini untuk ikut berjihad dan mengatakan jihad untuk ibu ini adalah mengurus rumah tangganya. Pada sisi lain rasulullah justru menitipkkan pesan rahasia kepada asma binti abu bakr agar mengirim makanan kepada rasulullah dan abu bakr yang akan bersembunyi di gua Tsur dalam perjalana hijrah ke madinah. Dibawah jam malam dan di padang pasir terbuka semacam itu, rasulullah justru menggunakan jasa seorang perawan sebagai kurir.
Terhadap fenomena ini, yudian wahyudi berkomentar:
Sepintas terjadi kontradiksi. Interpretasi pertama mengesankan rasulullah “anti wedokisme, tetapi interpretasi kedua, mengesankan justru kebalikannya. Dalam menugaskan asma, rasulullah terlihat “feminis tulen”. Persoalannya bukanlah “perempuanisme” atau “jihadisme”. Tetapi keselamatan’isme, kedamian-isme dan keamanan-isme. Di sini jihad hanyalah salah satu cara untuk mencapai tujuan-tujua (maqashid) ini. Seorang ibu, yang tidak terlatih dan punya bayi, justru akan merepotkan, bahkan sangat mungkin mengagalkan  pencapaian maqashid syariah. Sebaliknya seorang pemudi yang terlatih dan berhati baja akan sangat membantu pencapaian maqashid ini. Disini rasulullh sedang menerapkan prinsip “berbicaralah sesuai dengan pemahaman audien”.terbukti peran asma sangat menentukan keberhasilan perjalanan hijrah rasulullah dan abu bakr.
Salah satu contoh penafsiran Hanafi ialah konsep Harta dalam al-Qur’an, dengan metode tematiknya ia menafsirkan Mal (harta) di dalam al-Qur’an tidak bermakna uang dalam arti harfiahnya, tetapi dalam arti kekayaan atau kepemilikan secara umum. Dari aspek linguistiknya, kata mal disebutkan di dalam al-Qur’an sebanyak 86 kali (termasuk kata-kata yang sepadan).
Hassan hanafi juga mengemukakan tentang gagasan kiri islam (al-yasar a-islami) sebagai gerakan agama yang meletakkan orang yang tertindas sebagai objek utama yang harus dibela dan diperjuangkan. Kiri islam lahir  dari kesadaran penuh atas posisi tertindas kaum muslim, untuk kemudian merekontruksi  seluruh bangunan pemikiran islam secatra menyeluruh. Sehingga islam dapat berfungsi sebagai kekuatan pembebasan. Hanafi menamai proyek ini dengan al-taurats wa al-tajdid (tradisi dan modernisasi).












BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Hassan hanafi merupakan salah satu tokoh pemikir muslim yang cukup menarik untuk dikaji. Hasan hanafi adalah seorang tokoh konrtemporer, tetapi dalam pemikirannya ia berbeda dengan kebanyakan ulama lainnya. Ia tidak mempermasalahkan keotentikan dan keabsahan teks al-Quran. Menurut Hanafi dari sekian banyak kitab suci yang di turunkan oleh Alloh swt hanya al-Quarna lah yang bisa di jamin keasliannya saat ini. Hasan hanafi mengemukakan bahwa hermeneutika a hermeneutika itu tidak sekedar ilmu interpretasi atau toeri pemahaman, tetapi juga berarti ilmu yang menjelaskan penerimaan wahyu sejak dari tingkat perkataan sampai ke tingkat dunia.
B.     SARAN
Kami menyadari bahwa apa yang kami susun dalam makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan dari segi penulisan maupun subtansi yang ada, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi para pembaca.dan terima kasih atas nikmat dan rahmat-Nya yang di limpahkan kepada kami, hanya panjatan do’a, kami tengadahkan tangan sujud di hadapannya










DAFTAR PUSTAKA
Edi susanto,studi hermeneutika kajia pengantar.pamekasan: pena salsabila.2015
Mohammad hefni. Islam kontemporer.pamekasan: pena salsabila. 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar